Kamis, 11 Maret 2010

Perjalanan Spiritualku Ke Tanah Suci


Labbaika-Allaahumma Labbabika. Labbaika Laa Syarika Laka Labbaika. Innal Hamda Wanni’mata Laka Walmulku. Laa Syarika Laka ( Kusambut panggilanMu ya Allah. Kusambut panggilanMu. Kusambut panggilanMu, tiada sekutu bagiMu, Kusambut panggilanMu. Sesungguhnya pujian, nikmat dan kekuasaan hanya milikMu. Tiada sekutu bagiMu) .

Setiap mengucapkan ucapan Talbiyah itu keluar dari bibir ini rasa haru yang luar biasa kurasakan, bibir bergetar, air mata tak disadari mengalir dipipiku . Ucapan syukur tak henti-hentinya terbesit dihati ini. Terimaksih ya Allah, telah Engkau pilih hamba dan suami hamba menjadi tamuMu. Terimaksih ya Allah. Terimaksih ya Allah. Terimaksih ya Allah.


Perjalanan spiritualku dimulai tanggal 20 November 2009 menuju Mekah, kebetulan rombongan kami ( KBIH Hidayatullah yang dipimpin oleh Ustad Naspi Arsyad) mendapat kloter terakhir. Jadi kami langsung kekota Mekah. Rombongan sampai di kota Mekah esok harinya tanggal 21 November 2009 dini hari (jam 03.00). Setelah shalat Dhuha , kami menuju ‘Masjidil Haram’ dengan menempuh jarak kira-kira 8 km untuk melaksanakan ‘Ibadah Umrah’. Alhamdulillah kami mendapatkan kendaraan dengan mudah.
Sesampai kami di depan ‘Masjidil Haram’ hati ini bergetar penuh rasa haru dan tak percaya. Begitu aku dan suami memasuki ‘Masjidil Haram’ dan melihat Kabah , tangis haru tak dapat kami bendung, rasa tak percaya kami berada didepan Kabah yang selama ini hanya kami lihat digambar-gambar atau diTV saja , sekarang kami berada di depannya. Terimaksih ya Allah telah kau izinkan kami memenuhi panggilanMu. Ini anugrah yang luar biasa kudapati. 
Terimaksih ya Allah.

Ibadah Umrah kami mulai dengan Tawaf mengelilingi kabah. Aku dan suami mengelilingi kabah dengan rasa haru yang luar biasa. Kami melakukan Tawaf dengan penuh sesak. Dan kembali Allah menunjukkan kasih sayangnya pada kami, walaupun penuh sesak, kami dapat melaksanakannya dengan lancar. Ada saja tangan- tangan yang tulus membantu kami. Terimaksih ya Allah. Terimaksih ya Allah. Setelah selesai Tawaf , kami melaksanakan sholat sunat dan berdo’a diantara Hajar Aswad dan pintu Kabah. Kami berdo’a dengan khusyu’ memohon ampunan Allah. Ya Allah … hamba yang penuh dosa menghadap padaMu memohon ampunanMu dan sederetan do’a mengalir dari bibir ini. Kurasakan Allah begitu dekat denganku , kurasakan aku sedang dihadapanNya. Perjalanan spiritual yang luar biasa kurasakan, sulit ku rangkai dengan kata-kata. Dan kuberharap Allah kembali mengundang kami menjadi tamuNya.


Tawaf selesai kami jalani , kulanjutkan dengan “Sai”, keadaannya sama seperti disaat tawaf penuh sesak, tapi kami jalani dengan berserah diri kepada Allah, kami yakin Allah akan selalu menolong kami. Setelah “Sai” kami tutup dengan melakukan Tahallul, yaitu bercukur atau menggunting rambut. Setelesai sudah ibadah umrah kami lakukan.
Menjelang Wukuf , hari – hari kami isi dengan melakukan banyak ibadah di Masjidil Haram. Begitu nikmatnya aku rasakan melakukan ibadah di Tanah Suci ini. Inilah yang menyebabkan orang- orang makin kuat keinginannya untuk kembali ke Tanah Suci.


Tanggal 25 November 2009 kami meninggalkan kota Mekah menuju Mina untuk melakukan melakukan Tanasul seperti yang dilakukan Rasullah, yakni bermalam diMina sebelum Wukuf. Sesampai Di Mina , kami disambut dengan cuaca yang kurang bersahabat :badai gurun plus hujan deras sekali. Kami melakukan ibadah fardu dan ibadah sunat serta istirahat yang cukup hingga keesok harinya menuju Arafah melakukan Wukuf. Ini adalah moment sangat penting dalam ibadah haji.

Rombongan kami sampai di Arafah menjelang zudhur, kami tercengang melihat tenda – tenda yang tersedia, sangat sederhana, beralas tanah yang basah dan becek ( akibat hujan kemaren ). Disinilah kami diuji kembali kesabaran dan keiklasan kami.
Waktu zudhur masuk dimulailah kegiatan di Arafah, yakni sholat zudhur dijamak dengan Asar dan mendengarkan kotbah Wukuf. Dan setelah kegiatan itu dilanjutkan melakukan banyak ibadah menjelang matahari terbenam. Aku dan suami tak mau kehilangan moment penting ini. Dengan pertolongan Allah , kami jalani dengan khusyu, yang kami lakukan hingga matahari terbenam adalah membaca Al-quran , berzikir, berdo’a, kami lakukan tak henti-hentinya. Rasanya kami tak ingin ini berakhir dengan cepat. Aku dan suami merasa begitu dekat Allah, aku merasa Allah berada dihadapanku. Kegiatan Wukuf berakhir begitu matahari terbenam dan rombongan meninggalkan Arafah menuju Muzdalifah untuk mabit .

Di Muzdalifah kulihat lautan manusia , Subhanallah ….. aku sangat terharu sekali melihatnya. Kami mabit hingga subuh. Selesai sholat subuh kami meninggalkan Muzdalifah sambil membawa beberapa batu-batu krikil untuk melontar nanti.
Setelah pagi di Muzdalifah, aku dan rombongan segera menuju Mina untuk melaksanakan ibadah Jumrah Aqabah, yaitu melempar batu sebanyak tujuh kali ke tugu pertama sebagai simbolisasi mengusir setan. Alhamdulillah kami dapat melaksanakan dengan lancar walaupun berjalan kaki 3 km . Di Mina kami tinggal selam 3 hari. 11 Dzulhijjah melempar jumrah sambungan (Ula) di tugu pertama, tugu kedua, dan tugu ketiga. 12 Dzulhijjah, melempar jumrah sambungan (Ula) di tugu pertama, tugu kedua, dan tugu ketiga. Kegiatan selama 3 hari ini cukup menguras energy kami , karena tempat melontar dengan tenda kami cukup jauh, belum lagi padatnya di dalam terowongan Mina. Ada rasa was-was dihati kami , takut peristiwa terowongan Mina terulang lagi. Alhamdulillah panitia penyelenggara kali sangat bagus, kami banyak dibantu mereka. Jika diterowongan padat, mereka memberi informasi keadaan yang aman menuju terowongan. Maklumlah dalam rombongan kami banyak yang lansia ( lanjut usia ).
Kegiatan di Mina berakhir kami kembali ke kota Mekah untuk melaksanakan tawaf Ifadah. Berakhirlah ibadah haji kami, ada rasa lega dan bahagia berkecamuk dihati kami.

Setelah ibadah haji selesai, kami mengisi waktu – waktu kami dengan banyak ibadah . Selama aku berada di tanah suci ini banyak kemudahan dan kenikmatan yang aku dapati. Aku merasa Allah sangat menyayangiku. Hari-hari ku kumulai dengan aktivitas mulai jam 03.00 dinihari menuju Masjidil Haram melaksanakan banyak ibadah hingga selesai sholat Isya. Aku dan suami merasakan begitu nikmatnya kami rasakan. Kami berdo’a semoga Allah selalu memberikan kekekuatan dan kemauan pada kami untuk tetap melaksanakan ibadah seperti yang kami lakukan di Tanah suci dan diberikan kenikmatan beribadah. Kami hanya ingin membawa oleh- oleh dari Tanah suci ini kenikmatan beribadah dan haji yang mabrur.Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sobat .......Terimakasih ya atas kunjungan dan sapaanya